Pengikut Kelompok Houthi ikut serta pada parade untuk memperingati ulang tahun ke-10 kelompok tersebut mengambil ibu kota Sanaa, di Lapangan Al Sabeen, Yaman, pada 21 September 2024. (ANTARA/Xinhua/Mohammed Mohammed)
Sanaa (ANTARA) – Kelompok Houthi Yaman pada Selasa (2/9) mengeklaim bahwa mereka berulang kali melancarkan serangan terhadap sejumlah target di Israel, termasuk markas besar staf umum militer Israel di Tel Aviv, Bandar Udara Internasional Ben Gurion, dan sebuah kapal di Laut Merah bagian utara.
Dalam pernyataan yang disiarkan di stasiun TV al-Masirah yang dikelola oleh Houthi, juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengeklaim "drone Sammad-4 melancarkan serangan ke gedung Markas Besar Angkatan Darat Israel" di Tel Aviv. Dia menambahkan bahwa drone lain menargetkan pembangkit listrik di Hadera, Bandar Udara Internasional Ben Gurion, dan Pelabuhan Ashdod.
Sarea juga mengatakan kelompok tersebut meluncurkan dua drone dan sebuah rudal jelajah ke kapal kontainer MSC Aby di Laut Merah bagian utara, menuduh kapal tersebut mempertahankan hubungan perdagangan dengan pelabuhan-pelabuhan Israel.
Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, dan belum ada konfirmasi langsung terkait hal tersebut dari Israel maupun pihak operator kapal.
Selain itu, sebuah serangan baru diduga terjadi hanya sehari setelah kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal di dekat kapal tanker minyak Scarlet Ray di Laut Merah bagian utara.
Eskalasi terjadi setelah serangan udara Israel pada Kamis (28/8) di ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi, yang menewaskan Ahmed al-Rahawi, perdana menteri yang ditunjuk oleh Houthi, beserta 11 menteri Houthi lainnya. Serangan itu merupakan pukulan berat bagi kelompok pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman.
Media Israel melaporkan bahwa serangan terhadap kabinet Houthi bertujuan untuk mencegah kelompok tersebut melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Israel dan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah. Namun, kelompok tersebut berjanji akan membalas, memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi "hari-hari yang kelam pada masa depan".
Pewarta: XinhuaEditor: Natisha Andarningtyas Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.